Home

Total Tayangan Halaman

Selasa, 13 Maret 2012

blog mahal seharga $200.000.000


Pernahkah terbayangkan jika anda memiliki Blog Dengan Taksiran Harga Rp.1,82 Triliun ? hmm tentunya kita akan mendadak menjadi triliuner dari hasil dunia maya.Itulah yang terjadi pada blog social media Mashable,Blog ini ditawar oleh pihak CNN seharga USD 200juta atau sekitar Rp 1,82 triliun dahsyat bukan ?
Tanda-tanda CNN berminat untuk mengambil alih Mashable sebenarnya terlihat jelas saat pendiri situs itu menulis beberapa tulisan ‘khusus untuk CNN’.
Yang pasti angka USD 200 juta yang disodorkan tentu saja menimbulkan perdebatan. Meski Mashable, bukan media yang pernah memenangkan penghargaan prestisus seperti Pulitzer award, namun Mashable dengan ulasan ringkasnya tentang media sosial mampu merangkul banyak pembaca.
Memang, akuisisi media besar terhadap blog bukanlah pertama kali dilakukan oleh CNN. Sebelumnya AOL pernah membeli TechCrunch, SAY Media mengambil alih ReadWriteWeb, meski angkanya tidak ‘wah’ seperti Mashable.
Mashable Blog Dengan Taksiran Harga Rp.1,82 Triliun sendiri Pertama kali dibuat oleh pria asal skotlandia pada tahun 2005 lalu.situs ini diklaim mempunyai 20 juta unique visitor dan 4 juta follower di Twitter.luarrrr biasa Blog Dengan Taksiran Harga Rp.1,82 Triliun

sumber ;http://stickseries.com

Sabtu, 03 Maret 2012

Bulan Depan, Mobil Terbang Tebar Pesona



transition secara resmi di pamerkan mulai
6-15 april 2012 di New York ,AS


VIVAnews - Produsen otomotif asal Amerika Serikat, Terrafugia, akan memamerkan mobil terbang, yakni Transition di ajang pameran otomotif New York Auto Show 2012, April mendatang.

Dilansir ABC News, Jumat 2 Maret 2012, dipamerkannya mobil terbang ini sebagai tanda persiapan promosi untuk menjualnya ke pasar. Transition secara resmi dipamerkan mulai 6-15 April di Javits Center, New York, Amerika Serikat. Mobil itu akan diangkut sebuah trailer dari Massachussetts dan dipamerkan dalam gedung pameran.

Mobil setengah pesawat yang sudah dirancang sejak 2006 ini, telah mendapatkan izin dari Highway Traffic Safety Administration agar bisa berjalan di udara dan darat, pada Juli 2011.

Terrafugia yang dalam bahasa latin berarti "kabur dari daratan" sudah melakukan tes terbang perdana Transition pada Maret 2009.

Mobil itu dirancang untuk dua penumpang, mengadopsi desain dan teknologi pesawat ringan. Mulai dari baling-baling di bagian belakang, dan juga sayap di kedua sisi badan mobil. Lihat spesifikasi detail di sini.

Untuk bisa menggunakan mobil terbang ini, pengemudinya harus punya surat izin pilot yang bisa diperoleh setelah 20 jam menerbangkan pesawat. Meski belum resmi dipasarkan, Transition sudah kebanjiran pesanan. Lebih dari 100 orang memesan mobil ini dengan harga per unit US$279.000 atau sekitar Rp2,4 miliar. (ren)
Laporan: Wahyu Prasetyo
• VIVAnews

Jumat, 02 Maret 2012

Program ’30 Hari Menjadi Muslim’ Bagi Non Muslim Dilaksanakan di Turki




Khawatir dan was-was. Itulah gambaran hati Carol Doyle, pelatih kuda dan terapis pijat dari Dublin, Irlandia, saat menginjakan kaki di  Istanbul Turki. Doyle, 27 tahun, sedang mengikuti program menjadi Muslim selama sebulan.

Dua pertanyaan yang mengemukan dalam benak Doyle. Pertama, apakah tempat tidurnya senyaman miliknya? Kedua, apakah secara fisik dan mental akan membuat dirinya nyaman. “Ya ampun, saya akan belajar menjadi Muslim selama sebulan,” gumam dia dalam hati, seperti dikutip dari Alarabiya, Senin (13/6).

Program Muslim sebulan merupakan program Yayasan Muslim For A Month yang berbasis di Istanbul, Turki. Yayasan ini memberikan kesempatan kepada warga dunia untuk mengenal tradisi Islam di Turki. Oleh yayasan tersebut, mereka yang terpilih akan diajak untuk menyelami ajaran-ajaran Rumi dan Sufi yang berkembang di Turki. Doyle merupakan salah seorang yang terpilih mengikuti program tersebut.

Doyle, yang baru pertama kali menginjakan kaki di Turki, sempat mengunjungi Masjid Eyup, masjid bersejarah di Turki. Di tempat ini, Doyle yang ditemani seorang pembimbing diperkenalkan dengan tradisi yang berkembang di masjid Eyup. Doyle mengaku, program ini banyak menceritakan kisah menarik.

Sebagai contoh, Doyle berkesempatan untuk mendapatkan cerita dari dua orang Muslim kelahiran Barat. Sosok pertama, merupakan Muslim yang lahir dan dibesarkan di Kanada. Yang kedua, seorang perempuan Inggris yang memutuskan masuk Islam. Dari kedua narasumber itu, Doyle mendapatkan pengetahuan tentang seluk beluk Islam. “Mereka banyak berbicara kehidupan mereka sebagai Muslim dan bagaimana keyakinan mereka kepada Islam membantu untuk melihat dan berinteraksi dengan dunia,” cerita Doyle.

Dalam kesimpulannya, Doyle mengatakan bahwa agama memberikan pengaruh pada budaya yang selanjutnya membantu individu mengintepretasikan sosok Tuhan. Lantaran pengaruh itu pula, agama mempengaruhi bagaimana cara manusia menjalani kehidupan sehari-hari. “Lantas mana yang datang terlebih dahulu, berdoa atau keyakinan itu sendiri?” tanya Doyle.

Doyle mengatakan dengan suasana Islam yang begitu kental, seorang turis yang tidak beragama pun sulit untuk menghindari suasana azan yang kental dengan nuansa ritual Muslim. Dia mengaggumi panggilan ritual itu yang menyebutkan nama Allah dan Nabi Muhammad SAW sebagai pengejawantahan kemurahan hati dan kebaikan. “Apa pun alasan Anda, saya menemukan kebaikan dalam diri masyarakat jika diikuti, sama hal melepaskan kebencian dalam diri,” kata Doyle.

Doyle juga menganggumi pemandangan indah Istanbul, Bursa, Edirne, dan Konya, tempat asal Rumi. Secara pribadi, Doyle menilai keindahan arsitektur  begitu mencengangkan. Apalagi, ketika mengetahui bagaimana setiap bangunan yang ada dibangun dengan tidak mengandalkan inteletual tetapi juga spiritualitas. “Saya merasa dalam batu bata itu semua untuk saya. Saya merasa bagian dari itu,” ungkap Doyle.

Doyle pun menyempatkan diri mengenalkan jilbab. Saat mengenakan jilbab, ia merasa dekat dengan Tuhan. Doyle percaya setiap manusia memiliki perasaan khusus dan terhubung dengan yang lain, dan merasa memiliki kelemahan yang tidak ingin diperlihatkan kepada orang lain. Mungkin, kata dia, manusia hanya berpikir kelemahan hadi karena mempermalukan manusia lain. “Kita bukanlah mahluk yang kuat. Apalagi saat kita menyadari bahwa diri kita berasal dari batu bata itu, kuat dan indah,” kata dia.

Menurut dia, memasuki kepercayaan agama lain tidak akan membagi organisasi agama, tetapi membagi keyakinan terhadap Tuhan dengan perspektif baru. Satu hal lain, dari setiap anggota dari kelompoknya melihat dan merasakan bagaimana kepercataan dalam praktek kehidupan membuat mereka melihat kembali keyakinannya dengan pandangan baru. “Kamu menemukan banyak hal yang belum pernah kami lihat sebelumnya,” kata dia.

Setiap Muslim,  tidak percaya Tuhan menciptakan manusia menurut gambaran-Nya.Bagi mereka, Tuhan itu tak berbentuk, tak terbatas dan mencakup semua. Bagi mereka tidak ada pemisahan antara siapa dan apa pun, entah itu Yahudi, Kristen, atau Ateis.

fimadani.com

Bank Dunia: Ekonomi China Terkuat pada 2030


"Walau pertumbuhan ekonominya melambat, China tetap akan mengungguli AS."

VIVAnews - Bank Dunia memperkirakan China bisa menggantikan posisi Amerika Serikat sebagai ekonomi terbesar di dunia pada 2030. Namun, pemerintah negara komunis diminta segera memberlakukan sejumlah reformasi ekonomi untuk tetap mempertahankan momentum.

Dalam laporan setebal 468 halaman khusus mengenai China yang diluncurkan 27 Februari 2012, Bank Dunia mengungkapkan bahwa China telah mengalami pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 10 persen dalam tiga dasawarsa terakhir. Negara yang kini berstatus ekonomi kedua terbesar di dunia itu juga berhasil mengangkat lebih dari 500 juta warga dari jurang kemiskinan.

Namun, saat ini, pertumbuhan ekonomi China tidak sebesar dulu. Bank Dunia memperkirakan bahwa dalam 2011-2015 pertumbuhan ekonomi China sebesar 8,5 persen, lalu kembali melambat menjadi sekitar 5 persen selama 2026-2030.

Kendati demikian, China akan mengungguli AS. "Bahkan walaupun pertumbuhan ekonominya diprediksi melambat, China akan tetap menggantikan AS sebagai ekonomi terbesar di dunia pada 2030," tulis laporan berjudul "China 2030 Report."

Demi menjaga agar penurunan pertumbuhan ekonomi tidak sampai drastis, Bank Dunia memaparkan enam rekomendasi kepada China. Di antaranya memperkuat ekonomi berbasis pasar, lalu galakkan inovasi.

Bank Dunia juga menyarankan China agar serius menerapkan kebijakan ramah lingkungan atau go green. Beijing juga diminta menyediakan jaminan keamanan sosial bagi seluruh rakyat. Terakhir, China diminta memperbaiki sistem fiskal sekaligus mengupayakan hubungan yang saling menguntungkan dengan masyarakat internasional. (umi)
• VIVAnews

Pengangguran di Eropa Cetak Rekor Tertinggi



Di zona euro ada 16,9 juta penganggur, sedangkan di Uni Eropa ada 24,3 juta orang




VIVAnews - Tingkat pengangguran di negara-negara Eropa pengguna mata uang euro terus naik di awal 2012. Bahkan levelnya kini mencetak rekor tertinggi.

Badan statistik Eurostat, seperti dikutip BBC 1 Maret 2012, tingkat rata-rata pengangguran di 17 negara Eropa itu Januari lalu naik menjadi 10,7 persen, lebih besar dari persentase Desember 2011, 10,6 persen. Kini ada 16,9 juta orang yang menganggur di negara-negara zona euro itu.

Italia, yang tengah menderita krisis utang, mencatat kenaikan tingkat pengangguran menjadi 9,2%. Begitu pula dengan Spanyol, yang juga mencetak tingkat pengangguran tertinggi di zona euro, yaitu 23,3%. Negara euro yang penganggurannya terendah adalah Austria, 4%.

Dalam skala yang lebih luas lagi, yaitu Uni Eropa, Eurostat mencatat bahwa tingkat rata-rata pengangguran di kumpulan 27 negara itu Januari lalu sebesar 10,1%. Dengan demikian sekitar 24,3 juta orang di Uni Eropa awal tahun ini menganggur.

Eurostat juga mencatat bahwa inflasi bulanan di zona euro Februari kemarin naik 0,1 persen menjadi 2,7%. Dengan demikian sudah 15 bulan berturut-turut tingkat inflasi zona euro melebihi target dari Bank Sentral Eropa, yaitu di bawah 2%.

Statistik itu muncul sehari setelah Bank Sentral Eropa mengumumkan telah siap dengan dana 530 miliar euro (US$713 miliar) untuk memberi pinjaman dengan suku bunga rendah kepada 800 bank di Uni Eropa. Pengumuman itu disambut baik oleh kalangan pasar, sehingga harga saham perbankan di Eropa pada Rabu kemarin naik. (sj)

 Viva news

Belajar Mengetahui Tombol Keyboard dan Sortcut

Assalamualaikum ....

lama tak posting nich hmmmm. .... okelah .... kali saya akan berbagi menegenai kegunaan tombol keyboard dan sortcut . walaupun sedikit jadul tapi insya allah deh bermanfaat buat yang baru mengenal komputer gitu loh... dan saya yakin semakin hari pengguna komputer akan selalu bertambah so artikel ini insya allah akan senantiasa bermanfaat buat yang baru mengenal komputer ok deh langsung saja...


Berikut ini adalah penjelasan fungsi-fungsi tombol keyboard:

Ctrl + A = (All)
digunakan untuk memilih seluruh objek baik gambar atau teks pada lembar kerja Ms Word untuk di Blok semuanya.

Ctrl + B = (Bold)
Membuat kalimat yang diblok atau terseleksi menjadi tercetak tebal.

Ctrl + C = (Copy)
Untuk mengcopy sebuah kata atau kalimat yang juga berfungsi menggandakan teks atau gambar yang diseleksi

Ctrl + D = (Font)
Menampilkan Form ukuran Font untuk mengganti dan mengatur bentuk dan jenis font/ huruf

Ctrl + E = (Center)
Membuat kalimat yang diblok menjadi rata ketengah pada suatu paragraf

Ctrl + F = (Find)
Menampilkan Form untuk kolom pencarian yang berfungsi untuk mencari sebuah kata atau frase

Ctrl + G = (Go To)
Menampilkan Form Find and Replace go to untuk menuju halaman yang diinginkan

Ctrl + H = (Replace)
Menampilkan Form Replace yaitu untuk mengganti kata tertentu

Ctrl + I = (italic)
Membuat hurup menjadi tercetak miring

Ctrl + J = (Justify)
untuk membuat rata kiri dan kanan pada paragraf

Ctrl + K = (Hiperlink)
Menampilkan Form Insert Hyperlink yang berfungsi untuk me-link-kan/ menghubungkan teks

Ctrl + L = (Left)
Membuat naskah menjadi rata kiri

Ctrl + M = (Indent) Membuat left indent menjadi menjorok kedalam sedikit. berfungsi untuk menggeserkan First Indent, Hanging Indent dan Left Indent secara bersamaan ke sebelah kanan dalam sebuah paragraf

Ctrl + N = (New)
Membuat halaman baru / membuka lembar kerja baru pada Ms Word

Ctrl + O = (Open)
Berfungsi untuk membuka dokumen Ms Word pada lembar kerja

Ctrl + P = (Print)
Menampilkan menu print untuk Mencetak dokumen pada printer

Ctrl + Q = Mengembalikan kesemula

Ctrl + R = (Right)
Menampilkan kalimat yang diblok menjadi rata kanan

Ctrl + S = (Save)
Untuk menyimpan naskah atau text pada lembar kerja MS Word

Ctrl + T = Membuat hanging indent

Ctrl + U = (Underline)
Membuat garis bawah pada kalimat yang diblok.

Ctrl + V = (Paste)
Menampilkan kata atau kalimat yang dicopy

Ctrl + W = Menutup layar Microsoft word

Ctrl + X = (Cut)
Berfungsi untuk memindahkan teks atau gambar yang dilanjutkan dengan perintah paste

Ctrl + Y = (Redo/Repeat)
Untuk kembali pada perintah yang telah dibatalkan

Ctrl + Z = (Undo)
Mengembalikan kesemula

Ctrl + 0 =
membuat langkah kebawah

Ctrl + 1 =
Untuk mengatur line spasing dengan ukuran 1 pada pragraf (single)

Ctrl + 2 =
Untuk mengatur line spasing dengan ukuran 2 pada pragraf (double)

Ctrl + 5 =
Untuk mengatur line spasing dengan ukuran 1,5 pada pragraf

Ctrl + + =
Membuat kalimat pada naskah yang diblok menjadi kecil

Ctrl + { =
Memperbesar text yang di blok atau di seleksi dengan kelipatan 1 px

Ctrl + } =
Memperkecil text yang di blok atau di seleksi dengan kelipatan 1 px

Ctrl + F1 =
Menampilkan form Getting started

Ctrl + F2 =
Menampilkan bentuk naskah dalam kertas sebelum dicetak ke printer

Ctrl + F4 = Menutup sebuah document dan kembali ke dokument sebelumnya jika kita bekerja dengan beberapa document

Ctrl + F5 = Mebuat layar Microsoft Word menjadi ukuran sedang

Ctrl + F6=
Membuat layar menjadi minimize

Ctrl + F9 =
Membuat muka kurung dan tutup kurung

Ctrl + F10 =
Membuat restore down dan maximize

Ctrl + F12 =
Menampilkan menu Open

Ctrl + Alt + 1 =
Membuat kalimat menjadi tercetak lebih besar ukuran hurupnya.

Ctrl + Alt + 2 =
Membuat kalimat menjadi tercetak miring dan lebih besar ukuran hurupnya.

Ctrl + Alt + 3 =
Mengembalikan ke seperti semula.

Ctrl + Shift + + =
Menampilkan hurup yang diblok menjadi keatas

Ctrl + Shift + 8 =
Membuat tanda enter

Ctrl + shift + =
Memperkecil text yang di blok atau di seleksi dengan kelipatan 2 px

Shift + F3 =
Untuk mengubah Sentence case, lowercase, UPPERCASE Dan Capitalize pada teks yang diseleksi secara bergantian

Alt + R =
Menampilkan dalam bentuk cetakan atau print preview

Alt + F4 =
Untuk Keluar dari Aplikasi Ms Word.
Semoga bermanfaat.

Sabtu, 25 Februari 2012

2017, TKI Tak Boleh Jadi Pembantu

Mulai 2017, pemerintah bertekad menghentikan pengiriman tenaga kerja Indonesia sebagai pembantu rumah tangga ke berbagai negara.

“Di tahun 2017, tidak ada lagi pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri dengan status sebagai pembantu,” kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, di Seminar Nasional Kebijakan Bagi TKI Pascamoratorium di Universitas 17 Agustus Surabaya, Sabtu 25 Februari 2012.

Untuk mewujudkannya, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi tengah menyiapkan berbagai keperluan, termasuk menjalin kerja sama dengan Kementerian Pendidikan. Dan, menyiapkan pelaksanaan sertifikasi bagi calon TKI.

“Kerja sama dengan Kemendiknas segera kami lakukan, itu untuk mendukung program yang kami siapkan,” ujarnya.

Muhaimin menyebut, jumlah TKI di luar negeri kini berjumlah sekitar 116 juta orang. Sebanyak 47,5 persen di antaranya lulusan SD atau tidak lulus SMP.

Peningkatan pendidikan diharapkan bisa membawa perubahan keterampilan TKI, termasuk pemahaman tentang hak dan kewajiban saat bekerja di luar negeri. Selebihnya, juga akan diberlakukan sertifikasi bagi calon TKI yang akan bekerja ke luar negeri.

Pemerintah memberlakukan moratorium setelah terjadi berbagai kasus yang menimpa TKI di luar negeri, seperti Arab Saudi, Kuwait, Arab Saudi dan Yordania. Moratorium untuk Malaysia telah dicabut, sejak 1 Desember 2011. Namun, pengiriman TKI baru akan dilakukan pada 1 Maret 2012.

viva news 

Kamis, 23 Februari 2012

Iran Primer: Iran's Nuclear Sites


by SEMIRA NIKOU

02 NOV 2010 18:20
Bushehr Nuclear Facility

The Bushehr facility contains Iran's first nuclear power plant. Its light-water reactor was loaded with nuclear fuel in August 2010. It has an operating capacity of 1,000 megawatts. Bushehr was originally launched in 1976 under contract with a Germany company, but after the 1979 revolution, Washington opposed it on the grounds that weapons grade plutonium could be extracted from the reactor's waste, allowing Iran to construct nuclear weapons. Iran says the plant is for power-generation purposes only and will be subject to International Atomic Energy Agency safeguards.


The theocracy halted construction of the Bushehr reactor after the 1979 revolution, and it was badly damaged during the 1980-1988 Iran-Iraq War. But Tehran decided to revive the project in 1990 to provide energy. The contract was awarded to Russia's Rosatom Corp. To address international concerns, Moscow agreed to supply the enriched uranium fuel for the power plant and take back its plutonium-bearing spent fuel. In February 2005, Tehran and Moscow signed an agreement designed to ensure Iran could not divert enriched uranium for a weapons program.

Natanz Fuel Enrichment Facility

This fuel enrichment facility is at the heart of Iran's dispute with the United Nations. The National Council of Resistance of Iran, an exiled opposition group, revealed the existence of the facility in 2002. It is located just outside the city of Natanz, approximately 130 miles south of Tehran.


The site consists of two facilities:

An above-ground pilot fuel enrichment plant (PFEP)

A larger, underground fuel enrichment plant with the capacity to hold up to 50,000 centrifuges (FEP).

Activities at Natanz were suspended in 2004 following an agreement negotiated by Britain, France and Germany. But Iran restarted its uranium enrichment at the FEP after President Mahmoud Ahmadinejad's election in 2005. By mid-2010, Iran had 3,936 P-1 centrifuges producing low enriched uranium up to 3.5 percent, and a total of 8,428 P-1 centrifuges installed. The PFEP is currently used for centrifuge research and development as well as re-feeding of LEU to produce 20 percent enriched uranium for the Tehran Research Reactor.


The international community is concerned that Iran may use the enrichment technology at Natanz for nuclear weapons. These activities were proscribed by U.N. Security Council Resolution 1696 in 2006. Iran rejects the legality of these resolutions.


Isfahan Uranium Conversion Facility

The historic city of Isfahan is home to several nuclear-related sites, but the most significant facility is the Isfahan Uranium Conversion Plant. Isfahan also has a fuel fabrication laboratory, a uranium chemistry laboratory and a zirconium production plant. The conversion plant has been operational since 2006, and converts uranium yellowcake into uranium hexafluoride (UF6) for Iran's uranium enrichment facilities. The facility can also produce uranium metal and oxides for fuel and other purposes.

Tehran Nuclear Research Center

The Tehran Nuclear Research Center is a complex of several laboratories, including the Tehran Research Reactor (TRR). The TRR produces radioisotopes for medical and research purposes. The United States supplied Iran with the 5-megawatt light-water reactor in 1967; it was fueled with highly enriched uranium (around 90 percent). In 1987, Argentina concluded a deal with Iran to change the core of the reactor so it could operate on low-enriched uranium (20 percent).

Arak Heavy Water Plant and Reactor

The Arak nuclear facility includes a heavy water production plant, which has been operational since 2006, and a 40-megawatt heavy water reactor still under construction. The National Council of Resistance of Iran, an exiled opposition group, also revealed the existence of this facility in 2002.


Heavy water production plants are not subject to traditional safeguards of the Nuclear Non-Proliferation Treaty, to which Iran is a signatory. Under the International Atomic Energy Agency's Additional Protocol, Tehran would be subject to declarations and complementary access for IAEA inspectors. Since Iran has signed but not yet ratified the Additional Protocol, the IAEA uses satellite imagery to monitor the facility. Iran's heavy-water-related activities are also proscribed by U.N. Resolution 1696, which Iran rejects.
Qom Uranium Enrichment Facility

This secret uranium enrichment facility was made public in 2009 after the United States shared intelligence about it with allies, and Iran confirmed its existence. Construction of the uranium enrichment plant near the holy city of Qom began around 2006, but Tehran maintained that it was not required to report its existence under the safeguard obligations until six months before it became operational. The plant has a few installed centrifuges, but Iran stopped all work once the site was publicized. The facility is located on a mountain on what was reportedly a former Iranian Revolutionary Guards' missile site.


The facility's revelation prompted concern that Iran intended to construct a potential breakout facility where it could make weapon-grade uranium for a nuclear bomb. Iran told the IAEA that the plant was intended to enrich uranium only to 5 percent, which is not enough for a nuclear weapon. The plant is believed to have room for 3,000 centrifuges for uranium enrichment.


In August 2010, Iran announced plans for the construction of 10 more uranium enrichment plants, with construction of the first site scheduled to start in March 2011.

Gchine Mine and Mill

The Gchine mine is located in southern Iran in Bandar Abbas. The associated mill is located at the same site. According to the IAEA, it began production in 2004 and has an estimated production capacity of 21 tons of uranium per year. The IAEA has questioned the mine's ownership and relationship to Iran's military.
With the assistance of John E. Pike of GlobalSecurity.org.

Semira Nikou is a research assistant at the U.S. Institute of Peace. This article is presented by Tehran Bureau, the U.S. Institute of Peace, and the Woodrow Wilson International Center for Scholars as part of the Iran project at iranprimer.usip.org.

news source : http://www.pbs.org/wgbh/pages/frontline/tehranbureau/2010/11/iran-primer-irans-nuclear-sites.html

Rabu, 22 Februari 2012

Israeli Iran attack? What goes around comes around.


Be forewarned, Israel and the US. We are entering a dangerous stage in which Iran feels it must respond in kind to attacks against it. When two nations engage in patterns of attacks and counterattacks, it's much easier for a mistake or misjudgment to lead to disaster.

Malcolm X said, after the assassination of President John F. Kennedy, that “the chickens have come home to roost,” by which he meant that the violence of American interventionist foreign policy had come back to haunt the country

The exposure of a possible Iranian bomb-making cell in Thailand, and the coordinated attacks against Israeli targets in India and Georgia, remind us of the truth behind Malcom X’s remark. It may be no accident that the attacks occurred only days after US officials confirmed in an MSNBC report that Israel’s Mossad and the Iranian terrorist group Mujahedin-e Khalq (MEK) have been collaborating on assassinating Iranian scientists and attacking military bases.

The attacks appear to represent tit-for-tat responses to a long-term covert war against Iran by Israel, along with logistical support offered by the United States, including technical support for the development of the Stuxnet computer worm that targeted Iran’s nuclear facilities in 2010.
RELATED: 5 reasons US must avoid war with Iran

Even the method of attack in India mimics Israel-MEK assassinations in Iran, with a motorcyclist sticking a magnetic bomb to the car of an Israeli military attaché while his wife was stuck in traffic.

Iran has denied any involvement. Though the plot in Thailand appears utterly amateurish, and there are questions as to why Iran might choose India – one of the most important importers of its oil – to attack the Israeli diplomats, the denial might be self-serving. Israel does have a well-developed military relationship with Georgia, as it does with India, and has tried to use Georgia, Azerbaijan, and the Kurdish region of Iraq to spy on Iran, and presumably exploit their territory for its covert war against Iran

Iran’s presumed involvement is meant as an explicit warning not just to Israel, but also to the US, of what is in store if the covert war against the Islamic republic continues or if Israel attacks it militarily.

We are entering a dangerous new stage of the confrontation in which Iran feels it must respond in kind to attacks against it. When two nations begin to engage in such patterns of attacks and counterattacks, it becomes much easier for a mistake or misjudgment to lead to a disaster.

All it would take is an attempt to blow up an Israeli embassy or the killing of an official to provoke a full-scale regional war. This is precisely what happened in 1982, when terrorists attempted to assassinate Israel’s ambassador to London. Israel’s defense minister at the time, Ariel Sharon, used the attempt as a pretext to invade Lebanon.

Israel’s “outraged” response to the recent attacks and its blaming of Iran drip hypocrisy. Israel has assassinated Iranian scientists in Iran and Palestinian figures around the world going back decades, and as recently as January 2010, when it killed Mahmoud al-Mabhouh in Dubai. Israel claims that the Lebanese Hezbollah was involved in the attacks. If so, this would represent a blowback for Israel’s assassination of Imad Mughniyeh in Damascus in February 2008. Hezbollah has denied involvement – which again might be self-serving – making it clear that any possible revenge attack for Maghniyeh’s death will be “spectacular,” for which Hezbollah will take full responsibility.

It is misleading for the media to report that last week’s attacks targeted Israeli “civilians.” While we oppose such attacks against both Iranians and Israelis – indeed against anyone and any nation – the recent assassination of an Iranian scientist and his driver, and the 2010 near-fatal wounding of another scientist and his wife, were no less attacks on “civilians.” Somehow Israel’s supporters miss this element of the story, though Iranians certainly have not. Israeli military and diplomatic personnel serving in foreign assignments are frontline troops in their nation’s covert war against Iran. If Israel does not want its own civilians targeted, it must not target Iranian civilians.

Israel considers itself immune from the immutable law of terror: What goes around comes around. Israelis such as Defense Minister Ehud Barak have in the past downplayed the possibility of Iranian blowback, saying that Iran would not wish to widen the war and risk the overthrow of its regime. The strikes in India and Georgia and the plot in Thailand counter such claims.

The fact is that the Iranian regime is under domestic pressure by its democratic opposition, and is threatened by Israel and the United States on a daily basis. Tough sanctions have been imposed on Iran that have hurt the lives of ordinary Iranians. Thus, the Iranian regime may feel compelled to strike back at some point. At the same time, the assassination of the Iranian scientists did not provoke a word of protest by almost anyone in the West

ANOTHER VIEW: The Iran pot bubbles. Will it cook Obama?

Israel – and by extension the US – seem to believe that there is good terrorism (committed by them and their allies) and bad terrorism (committed by their foes). The US State Department expressed concerns only for Iran’s possible involvements in the terror campaign but did not utter a single word about Israel’s covert war against Iran. But there is only one type of terrorism, terrible for humanity. If we do not condemn terrorism universally – regardless of who has or which state commits it – then we should not be surprised when our adversaries adopt it as a strategy to counter the terrorism committed by us and our allies against them.

Muhammad Sahimi, a professor at the University of Southern California, analyzes Iran’s political developments for the PBS Frontline/Teheran Bureau website. Richard Silverstein is a freelance journalist who specializes in Israeli national security issues and writes the Tikun Olam blog.

© 2012 Global Viewpoint Network/Tribune Media Services. Hosted online by The Christian Science Monitor

news ource : http://www.csmonitor.com